BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Organisasi
Terdapat beberapa teori dan perspektif
mengenai organisasi, ada yang cocok satu sama lain, dan ada pula yang
berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah bagi
orang-orang untuk berkumpul, bekerja sama secara rasional dan sistematis, terencana,
terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-prasarana, data, dan lain sebagainya yang
digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut
para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.
·
Stoner
mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui
mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama .
·
James
D. Mooney mengemukakan
bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai
tujuan bersama.
·
Chester
I. Bernard berpendapat
bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih.
·
Stephen
P. Robbins menyatakan
bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan
secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang
bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan
bersama atau sekelompok tujuan.
Sebuah
organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti
penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan
perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat
diakui keberadaannya oleh masyarakat di sekitarnya, karena memberikan
kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai
anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran.
Orang-orang
yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus
menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan
tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam
keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang
dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur. [1]
Berdasarkan pengertian organisasi diatas dapat diambil
beberapa poin penting yaitu:
1. Kumpulan dua orang atau lebih
2. Kerja sama
3. Tujuan bersama
4. Sistem koordinasi kegiatan
5. Pembagian tugas dan tanggung jawab personil[2]
B. Struktur
Organisasi
Pada umumnya, suatu organisasi formal mempunyai struktur yang
jelas dan nyata yang tersusun atas pemimpin atau ketua, sekretaris, bendahara,
ketua bidang dan anggota bidang. Untuk organisasi yang lebih gemuk dalam
strukturnya menambahkan wakil pada setiap presidium seperti wakil ketua, wakil
sekretaris, wakil bendahara, wakil ketua bidang.
Struktur organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi,
dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal. Elemen struktur organisasi:
Ada 5 elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para
manajer ketika hendak mendesain struktur, antara lain:
·
Spesialisasi pekerjaan. Sejauh mana tugas-tugas
dalam organisasi dibagi-bagi ke dalam beberapa pekerjaan tersendiri.
·
Departementalisasi. Dasar yang dipakai untuk
mengelompokkan pekerjaan secara bersama-sama. Departementalisasi dapat berupa
proses, produk, geografi, dan pelanggan.
·
Rantai komando. Garis wewenang yang tanpa putus
yang membentang dari puncak organisasi ke eselon paling bawah dan menjelaskan
siapa bertanggung jawab kepada siapa.
·
Rentang kendali. Jumlah bawahan yang dapat
diarahkan oleh seorang manajer secara efisien dan efektif.
·
Sentralisasi dan Desentralisasi. Sentralisasi
mengacu pada sejauh mana tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu
titik di dalam organisasi. Desentralisasi adalah lawan dari
sentralisasi.Formalisasi. Sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi
dibakukan.[3]
Fungsi Struktur Organisasi
Adapun beberapa fungsi atau kegunaan struktur organisasi
akan dijelaskan selengkapnya dibawah ini:
1.
Kejelasan tanggung jawab
Setiap
dari anggota organisasi harus mempunyai tanggung jawab dan juga apa saja yang
harus dipertanggung jawabkan. Setiap anggota sebuah organisasi tentu saja harus
mempunyai tanggung jawab terhadap atasan atau pimpinannya yang sudah memberikan
kewenangan, sebab pelaksanaan atau implementasi kewenangan tersebut perlu di
pertanggung jawabkan. Itulah kegunaan struktur organisasi tentang kejelasan
tanggung jawab.
2.
Kejelasan kedudukan
Fungsi
dari kejelasan kedudukan adalah setiap anggota atau seseorang yang terdapat
dalam struktur organisasi sesungguhnya bisa mempermudah dalam melaksanakan
koordinasi dan juga hubungan, karena adanya keterkaitan dalam penyelesaian
mengenai suatu fungsi yang telah dipercayakan kepada seseorang atau anggota.
3.
Kejelasan jalur hubungan
Fungsi
mengenai kejelasan jalur hubungan adalah, dalam melakukan tanggung jawab dan
pekerjaannya setiap pegawai dalam suatu organisasi maka akan diperlukan sebuah
kejelasan hubungan yang tergambar dalam struktur sehingga dalam jalur
penyelesaian pekerjaannya akan lebih efektif dan efisien serta dapat saling
memberikan keuntungan.
4.
Kejelasan uraian tugas
Fungsi
dari kejelasan uraian tugas adalah, didalam struktur organisasi akan sangat
membantu apabila pihak atasan atau pimpinan dapat melakukan controlling
(pengawasan) maupun pengendalian dan juga bagi bawahan akan bisa lebih
berkonsentrasi dalam melakukan tugas atau pekerjaannya, sebab perintah yang
jelas.[4]
Faktor penentu struktur organisasi
Berikut
adalah faktor-faktor utama yang diidentifikasi menjadi penyebab atau penentu
struktur suatu organisasi:
a) Strategi
Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan
manajemen untuk mencapai sasarannya. Karena sasaran diturunkan dari strategi
organisasi secara keseluruhan, logis kalau strategi dan struktur harus terkait
erat. Tepatnya, struktur harus mengikuti strategi. Jika manajemen melakukan
perubahan signifikan dalam strategi organisasinya, struktur pun perlu
dimodifikasi untuk menampung dan mendukung perubahan ini. Sebagian besar
kerangka strategi dewasa ini terfokus pada tiga dimensi -inovasi, minimalisasi
biaya, dan imitasi- dan pada desain struktur yang berfungsi dengan baik untuk
masing-masing dimensi.
Strategi inovasi adalah strategi yang menekankan
diperkenalkannya produk dan jasa baru yang menjadi andalan. Strategi
minimalisasi biaya adalah strategi yang menekankan pengendalian biaya secara
ketat, menghindari pengeluaran untuk inovasi dan pemasaran yang tidak perlu,
dan pemotongan harga. Strategi imitasi adalah strategi yang mencoba masuk ke
produk-produk atau pasar-pasar baru hanya setelah viabilitas terbukti.
b) Ukuran
organisasi
Terdapat banyak bukti yang mendukung ide bahwa
ukuran sebuah organisasi secara signifikan memengaruhi strukturnya. Sebagai
contoh, organisasi-organisasi besar yang mempekerjakan 2.000 orang atau lebih
cenderung memiliki banyak spesialisasi, departementalisasi, tingkatan vertikal,
serta aturan dan ketentuan daripada organisasi kecil. Namun, hubungan itu tidak
bersifat linier. Alih-alih, ukuran memengaruhi struktur dengan kadar yang
semakin menurun. Dampak ukuran menjadi kurang penting saat organisasi meluas.
c) Teknologi
Istilah teknologi mengacu pada cara sebuah
organisasi mengubah input menjadi output. Setiap organisasi paling tidak
memiliki satu teknologi untuk mengubah sumber daya finansial, SDM, dan sumber
daya fisik menjadi produk atau jasa.
d) Lingkungan
Lingkungan sebuah organisasi terbentuk dari
lembaga-lembaga atau kekuatan-kekuatan di luar organisasi yang berpotensi
memengaruhi kinerja organisasi. Kekuatan-kekuatan ini biasanya meliputi
pemasok, pelanggan, pesaing, badan peraturan pemerintah, kelompok-kelompok
tekanan publik, dan sebagainya.
Struktur organisasi dipengaruhi oleh lingkungannya
karena lingkungan selalu berubah. Beberapa organisasi menghadapi lingkungan
yang relatif statis -tak banyak kekuatan di lingkungan mereka yang berubah.
Misalnya, tidak muncul pesaing baru, tidak ada terobosan teknologi baru oleh
pesaing saat ini, atau tidak banyak aktivitas dari kelompok-kelompok tekanan
publik yang mungkin memengaruhi organisasi. Organisasi-organisasi lain
menghadapi lingkungan yang sangat dinamis -peraturan pemerintah cepat berubah
dan memengaruhi bisnis mereka, pesaing baru, kesulitan dalam mendapatkan bahan
baku, preferensi pelanggan yang terus berubah terhadap produk, dan semacamnya.
Secara signifikan, lingkungan yang statis memberi lebih sedikit ketidakpastian bagi
para manajer dibanding lingkungan yang dinamis. Karena ketidakpastian adalah
sebuah ancaman bagi keefektifan sebuah organisasi, manajemen akan menocba
meminimalkannya. Salah satu cara untuk mengurangi ketidakpastian lingkungan
adalah melalui penyesuaian struktur organisasi.[5]
C.
Pembagian
Kerja
Pengertian
pembagian kerja adalah analisis jabatan yang merupakan suatu aktivitas dalam
menentukan apa pekerjaan yang dilakukan dan siapa yang harus melakukan tugas
tersebut. Aktivitas ini adalah sebuah upaya untuk menciptakan kualitas dari
pekerjaan dan kualitas dari kinerja total suatu perusahaan. Perusahaan akan
baik jika sumber daya manusia didalamnya telah mampu melaksanakan pekerjaan
masing – masing dengan jelas, spesifik, serta tidak memiliki peran ganda yang
dapat menghambat proses pencapaian kinerja.
Pengertian pembagian kerja (job
description) menurut beberapa ahli:
ü Menurut
Hasibuan (2007). Pembagian kerja yaitu informasi tertulis yang menguraikan
tugas dan tanggung jawab, kondisi pekerjaan, hubungan pekerjaan, dan
aspek-aspek pekerjaan pada suatu jabatan tertentu dalam organisasi.
ü Menurut
Rivai (2004). Pembagian tugas adalah hasil analisis pekerjaan sebagai rangkaian
kegiatan atau proses menghimpun dan mengolah informasi mngenai pekerjaan.
ü Menurut
Pophal (2008). “Pembagian kerja adalah rekaman tertulis mengenai tanggung jawab
dari pekerjaan tertentu. Dokumen ini menunjukkan kualifikasi yang dibutuhkan
untuk jabatan tersebut dan menguraikan bagaimana pekerjaan tersebut berhubungan
dengan bagian lain dalam perusahaan”.[6]
Manfaat
Pembagian Kerja Rivai (2004: 125) menyatakan bahwa manfaat pembagian kerja
adalah untuk menentukan:
1.
Ringkasan pekerjaan dan tugas-tugas (job summary and duties)
2.
situasi dan kondisi kerja (working condition)
3.
Persetujuan (Approvals)
Dalam perusahaan taupun organisasi
memiliki tingkat manajemennya masing-masing ,dari tingkat manajemen atas(top
manager) atau (SPL) Stategic Planing Level,Midle manager atau (MCL) Manajement
Control Unit,Tingkat manager paling bawah atau (OCL)Operational Control
Level.Penjelasan dari tingkatan ini adalah:
a. Top
manager (SPL) Strategic Planing Level
Adalah Tingkat manager paling atas
yaitu tugasnya adalah sebagai pembuatan Rencana/planing.Perumusan strategi dan
sasaran.Biasanya tingkat management ini mengambil informasi dari lingkungan
luar,maksutnya karna pentingnya informasi ini untuk kepentingan apa yang sedang
dibutuhkan oleh masyarakat luas,dengan begini si manager ini membuat rencana
apa yang harus dikerjakan oleh perusahaannya agar hasil produksinya nanti dapat
mendapat minat tinggi dari konsumen luas.Dan juga dalam hal pelaporan keadaan
di perusahaan atau organisasi tingkat ini lebih mengambil informasi perusahaan
secara ringkas saja.misal omset bulan ini mencapai target atau tidak,dan berapa
jumlahnya, tingkat ini hanya menerima laporan akhir saja.karena tugas untuk
membuat laporan sudah ada yang mengerjakannya.
b. Midle
Manager (MCL) Management Control Level
Adalah tingkatan manager tengah bertugas
pengendalian managemen,Yaitu membuat
rumusan anggaran dan alokasi sumber daya.Melaksanakan tugasnya yang
informasinya bersumber dari internal.dan membuat laporannya secara rinci karena
dia bertanggng jawab melaporkana hasil dan kondisi perusahaan atau organisasi.
c. Tingkat
bawah manager (OCL) Operational Control Manager
Adalah tingkatan manager paling bawah bertugas
pengendalian operasional,yaitu pengendalian aktivitas dan laporan
prestasi.Ikatan manajemen yang bertanggung jawab atas pekerja
dibawahnya.Tingkat ini mengambil informasi dari internal,karena mengerjakan apa
yang akan dilakukan oleh karyawan atau personil sesuai dengan rancangan dari
manajement tingkat atas.Membuat laporan hasil kerja atau transaksi diperusahaan
dengan rinci,karena tingkat ini bertugas melaporkan semua hal yang ada dalam
perusahaan.
Pentingnya pembagian kerja dalam
perusahaan
Pembagian
kerja merupakan dokumen formal yang berisi ringkasan informasi mengenai suatu
jabatan untuk memudahkan dalam membedakan jabatan yang satu dengan yang lain
dalam suatu perusahaan. Pembagian kerja akan memberikan ketegasan dan standar
tugas yang harus dicapai oleh seorang pejabat yang memegang jabatan tersebut.
Pembagian pekerjaan ini menjadi dasar untuk menetapkan spesifikasi pekerjaan
dan evaluasi pekerjaan bagi pejabat yang memegang jabatan itu. Pembagian kerja
yang kurang jelas akan mengakibatkan seorang pejabat kurang mengetahui tugas
dan tanggung jawabnya. Hal ini mengakibatkan pekerjaan menjadi tidak beres.
Disinilah letak pentingnya peranan pembagian kerja dalam setiap perusahaan atau
organisasi (Hasibuan, 2007: 33).[7]
D.
Departementalisasi
Departementalisasi
merujuk kepada proses pengelompokkan aktivitas menjadi sejumlah departemen.
Divisi tenaga kerja menghasilkan spesialis yang memerlukan koordinasi.
Koordinasi ini difasilitasi dengan mengelompokkan para spesialis bersama-sama
dalam sejumlah departemen.[8]
Departementalisasi adalah upaya
mengelompokan aktivitas pekerjaan sehingga aktivitas-aktivitas dan hubungan
yang serupa dan logis dapat diselenggarakan secara serempak. Divisi tenaga
kerja menghasilkan spesialis yang memerlukan koordinasi. Koordinasi ini
difasilitasi dengan mengelompokkan para spesialis bersama-sama dalam sejumlah
departemen. Terdapat dua dasar departementalisasi adalah:
a.
Departementalisasi Fungsional
Departementalisasi fungsional
mengelompokkan fungsi-fungsi yang sama atau kegiatankegiatan (tugas) sejenis
untuk membentuk suatu satuan organisasi. Organisasi fungsional ini barangkali
merupakan bentuk yang paling umum dan bentuk dasar departementalisasi. Kebaikan
utama pendekatan fungsional adalah bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan dan
kedudukan fungsi-fungsi utama, menciptakan efisiensi melalui spesialisasi,
memusatkan keahlian organisasi dan memungkinkan pegawai manajemen puncak lebih
ketat terhadap fungsi-fungsi. Pendekatan fungsional mempunyai berbagi kelemahan
yaitu struktur fungsional dapat menciptakan konflik antar fungsi-fungsi,
menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan pada
kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih
sempit serta kurang inovatif.
b.
Departementalisasi Divisional
Organisasi divisional dapat mengikuti pembagian
divisi-divisi atas dasar produk, wilayah (geografis), langganan, dan proses
atau peralatan.
·
Struktur organisasi divisional atas
dasar produk
Setiap departemen bertanggung jawab
atas suatu produk atau sekumpulan produk yang berhubungan (garis produk).
Divisionalisasi produk adalah pola logika yang dapat diikuti bila jenis-jenis
produk mempunyai teknologi pemrosesan dan metode-metode pemasaran yang sangat
berbeda satu dengan yang lain dalam organisasi.
·
Struktur organisasi divisional atas
dasar wilayah. Departementalisasi wilayah, kadang-kadang juga disebut
depertementalisasi daerah, regional atau geografis adalah pengelompokkan
kegiatan-kegiatan menurut tempat di mana operasi berlokasi atau dimana
satuan-satuan organisasi menjalankan usahanya.
·
Departementalisasi langganan adalah
pengelompokan kegiatan-kegiatan yang dipusatkan pada penggunaan produk atau
jasa tertentu. Pembentuan divisi atas dasar langganan digunakan dalam pengelompokan
kegiatan-kegiatan penjualan atau pelayanan, dan diperlukan bila suatu divisi
menjual sebagian besar atau semua produknya kepada suatu kelas langganan
tertentu.
·
Departementalisasi proses atau peralatan
adalah pengelompokan kegiatan-kegiatan atas dasar proses atau peralatan
produksi. Hal ini sering dijumpai dalam departemen produksi. Tipe departementalisasi ini mempunyai
kegunaan bila mesin-mesin atau peralatan-peralatan yang digunakan memerlukan
ketrampilan-ketrampilan pengoperasian khusus atau akan lebih ekonomis bila
kapasitas digunakan sepenuhnya. Departementalisasi proses atau peralatan
ditentukan atas dasar pertimbangan ekonomis.
Kebaikan-kebaikan struktur organisasi
divisional dapat diperinci yaitu meletakkan koordinasi dan wewenang yang diperlukan
pada tingkat yang sesuai bagi pemberian tanggapan yang cepat, merempatkan
pengembangan dan implementasi strategi dekat dengan lingkungan divisi yang
khas, dan tempat latihan yang baik bagi para manajer strategik.
Kelemahan-kelemahan struktur organisasi divisional antara lain adalah masalah
duplikasi sumber daya dan peralatan yang tidak perlu, dan dapat menimbulkan
tidak konsistennya kebijakan antara divisi-divisi. Perusahaan yang melakukan
departementalisasi diuntungkan dengan pembagian kontrol dan koordinasi pada
perusahaan tersebeut. Wilayah kekuasaan dan tanggung jawab dipersempit sehingga
untuk memimpinnya menjadi lebih mudah.[9]
E. Bentuk-Bentuk Struktur Organisasi
Struktur Organisasi dalam sebuah organisasi biasanya
digambarkan dalam bentuk Bagan Struktur Organisasi (Organization Chart) yaitu
suatu diagram yang menggambarkan pengaturan posisi pekerjaan dalam Organisasi
yang diantaranya juga termasuk garis komunikasi dan wewenangnya.
Bentuk-bentuk
Struktur Organisasi yang sering digunakan dalam organisasi pada umumnya terdiri
dari 3 bentuk, yaitu Struktur Organisasi Fungsional, Struktur Organisasi
Divisional (berdasarkan Produk/Pasar) dan Struktur Organisasi Matriks.
1. Struktur
Organisasi Fungsional
Struktur Organisasi Fungsional
(Functional Structure Organization) merupakan Struktur Organisasi yang paling
umum digunakan oleh suatu organisasi. Pembagian kerja dalam bentuk Struktur
Organisasi Fungsional ini dilakukan berdasarkan fungsi manajemennya seperti
Keuangan, Produksi, Pemasaran dan Sumber daya Manusia. Karyawan-karyawan yang
memiliki keterampilan (skill) dan tugas yang sama akan dikelompokan bersama
kedalam satu unit kerja. Struktur Organisasi ini tepat untuk diterapkan pada
Organisasi atau Perusahaan yang hanya menghasilkan beberapa jenis produk maupun
layanan. Struktur organisasi bentuk ini dapat menekan biaya operasional namun
mengalami kesulitan dalam berkomunikasi antar unit kerja.
Contoh Struktur Organisasi Fungsional

2. Struktur
Organisasi Divisional
Struktur
Organisasi Divisional (Divisional Structure Organization) adalah Struktur
Organisasi yang dikelompokkan berdasarkan kesamaan produk, layanan, pasar dan
letak geografis. Organisasi bentuk Divisional ini biasanya diterapkan di
perusahaan yang berskala menengah keatas,hal ini dikarenakan biaya operasional
akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan bentuk Organisasi Fungsional.
Contoh Struktur Organisasi Divisional

3. Struktur
Organisasi Matriks
Struktur Organisasi Matriks (Matrix
Structure Organization) merupakan kombinasi dari Struktur Organisasi Fungsional
dan Struktur Organisasi Divisional dengan tujuan untuk menutupi
kekurangan-kekurangan yang terdapat pada kedua bentuk Struktur Orgnisasi
tersebut. Struktur Organisasi Matriks ini sering juga disebut dengan Struktur
Organisasi Proyek karena karyawan yang berada di unit kerja fungsional juga
harus mengerjakan kegiatan atau tugas proyek-proyek organisasi yang ditugaskan
kepadanya. Struktur Organisasi Matriks ini mengakibatkan terjadinya multi
komando dimana seorang karyawan diharuskan untuk melapor kepada dua pimpinan
yaitu pimpinan di unit kerja Fungsional dan pimpinan proyek. Struktur
Organisasi ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang berskala besar atau
perusahaan-perusahaan multinasional.
Contoh Struktur Organisasi Matriks[10]

BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Organisasi
adalah suatu kelompok orang yang bekerja sama untuk tujuan bersama
2.
Struktur
organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan
dikoordinasikan secara formal
3.
Pembagian kerja adalah analisis jabatan
yang merupakan suatu aktivitas dalam menentukan apa pekerjaan yang dilakukan
dan siapa yang harus melakukan tugas tersebut.
4.
Departementalisasi adalah upaya
mengelompokan aktivitas pekerjaan sehingga aktivitas-aktivitas dan hubungan
yang serupa dan logis dapat diselenggarakan secara serempak.
5.
Bentuk-bentuk Struktur Organisasi
meliputi :
a)
Struktur Organisasi Fungsional
b)
Struktur Organisasi Divisional
c)
Struktur Organisasi Matriks
B. Saran
Kami selaku
pemakalah mohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam makalah ini,
oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman semua agar
makalah ini dapat dibuat dengan lebih baik lagi. Untuk saran bisa berisi kritik
atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan
dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari makalah
adalah daftar pustaka.
DAFTAR
PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi
diakses pada 30/09/2017
http://hariannetral.com/2015/03/pengertian-organisasi-tujuan-ciri-dan-struktur-organisasi.html
diakses pada 30/09/2017
Stephen P Robbins.2008.Perilaku Organisasi Buku 2.(Jakarta:
Salemba Empat)
http://definisipengertian.net/pengertian-dan-fungsi-struktur-organisasi/
diakses pada 27/09/2017
J.M Penning.1992.Research in Organizational Behavior.(Greenwich:JAI Press)
http://www.psychologymania.com/2013/05/pengertian-pembagian-kerja.html
diakses pada 27/09/2017
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/52612/4/Chapter%20II.pdf
diakses pada 27/09/2017
https://id.wikipedia.org/wiki/Departementalisasi
diakses pada 27/09/2017
http://lisetyo.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/50960/Desain+dan+Struktur+Organisasi.pdf diakses pada 27/09/2017
http://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-contoh-bentuk-struktur-organisasi/
diakses pada 27/09/2017
[2] http://hariannetral.com/2015/03/pengertian-organisasi-tujuan-ciri-dan-struktur-organisasi.html diakses pada 30/09/2017
[3] Robbins,
Stephen P.; Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi Buku 2, Jakarta:
Salemba Empat. Hal. 214-224
[4] http://definisipengertian.net/pengertian-dan-fungsi-struktur-organisasi/ diakses pada 27/09/2017
[5]
Pennings,
J. M. (Inggris)Research in Organizational
Behavior, vol. 14, Greenwich, CT: JAI Press, 1992, hal. 267-309.
[7] http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/52612/4/Chapter%20II.pdf
diakses pada 27/09/2017
[9]http://lisetyo.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/50960/Desain+dan+Struktur+Organisasi.pdf
diakses pada 27/09/2017
[10] http://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-contoh-bentuk-struktur-organisasi/ diakses pada 27/09/2017

No comments:
Post a Comment